Assalamu'alaykum ikhwah fillah.. Semoga senantiasa dalam penjagaan Allah..
Kita adalah makhluk Allah yang paling sempurna. Kita punya akal, hati, dan nafsu. Dengan akal kita mampu berpikir, dengan hati kita mampu memilah mana yang haq dan mana yang bathil, dan dengan nafsu kita mampu berusaha dengan kesungguhan jika nafsu itu bernilai postif.
Kita hidup di dunia adalah untuk berjuang. Memperjuangkan mimpi-mimpi yang tergores indah di cakrawala semesta bahkan sampai langit ke tujuh. Tapi, seringkali kita lupa, bahwa kita berjuang mengikuti alur fatamorgananya dunia. Usaha mati-matian tanpa ingat bersandar pada siapa. Jatuh bangun tanpa ingat keringat untuk siapa. Dan berlari tanpa tahu mengarah pada siapa. Alih-alih ingin membahagiakan orang tua, tapi Allah sering ditinggal jua.
Jelas kita seringkali kecewa di tengah-tengah perjuangan. Karena kita bersandar pada "usaha" kita. Bukan pada Allah Maha sebaik-baik tempat bersandar. Coba kita tengok masa lalu kita, atau saat ini yang mungkin sedang memperjuangkan sesuatu. Pernahkah kalian berpikir, "Ah, usaha saya sudah maksimal, masa iya tidak berhasil.", atau "Ah, pasti saya akan berhasil karena saya sudah mengorbankan banyak hal demi mencapai ini." Percayakah kalian secara tidak langsung kita melupakan Allah sang pemberi takdir terbaik? Jangan salah, takdir luar biasa akan datang kepada orang yang benar-benar menyerahkan segala sesuatunya hanya kepada Allah, walau sebesar apapun pengorbanan yang dikorbankan, sesakit apapun jatuh bangunnya, dia tetap menyerahkannya kepada Allah, itulah Tawakal.
Sejatinya tawakal adalah usaha tertinggi yang harus kita capai, yang harus senantiasa mengiringi usaha-usaha kita yang lain. Karena tawakal dan usaha adalah 2 hal yang tidak terpisahkan. Saya teringat fase luar biasa dalam hidup saya yang membuat saya benar-benar memahami makna tawakal ilallah. Sekitar 2 tahun yang lalu, ketika saya sedang berjuang memperebutkan bangku PTN. Saya sudah berusaha mengejar nilai raport agar bisa lolos lewat SNMPTN, tapi nyatanya gagal. Kemudian saya berusaha lebih keras agar lolos lewat SBMPTN sekaligus Mandiri UGM, mengikuti bimbel intensif, melahap banyak soal-soal, mengkoleksi banyak buku, dll. Disitu saya memang berdoa agar Allah meloloskan saya karena toh usaha gak kurang-kurang. Dan pada akhirnya, saya pun gagal lagi di SBMPTN. Sedih bukan kepalang. Mata bengap dan ditambah mandiri UGM pun tidak lolos juga. Rasa-rasanya ingin lenyap dari muka bumi ini. Sampai segitunya saya sedih.
Seperti kehilangan jati diri, saya mulai menata kembali niat saya. Membuka lembaran-lembaran Al-Quran, saya dapati ayat yang berbunyi,
"Belum tentu sesuatu yang menurutmu baik adalah baik bagimu, dan yang menurutmu buruk, buruk bagimu. Allah maha mengetahui sedangkan kamu tidak." (QS Al-Baqarah)
Innalillahi.. mungkin selama ini saya salah usaha. Bukan salah mungkin, tapi kurang satu hal yang amat fatal. Yaitu, tidak tawakal dengan semurni-murninya tawakal kepada Allah. Ya, saya rajut kembali pundi-pundi kebaikan yang hilang. Saya ikut tes lagi, yaitu Mandiri UNJ. Saya pasrah se-pasrah pasrahnya pasrah. Sampai-sampai saya tidak lagi berdoa agar di loloskan di UNJ. Saya hanya berdoa, "Ya Allah, dimanapun saya, akan kemana saya, tunjukkanlah saya selalu jalan-Mu yang lurus, yang senantiasa Engkau ridhoi." (titik)
Alhamdulillah, Allah memang Maha hebat, yang bisa menyadarkan hamba-Nya, mengajari hamba-Nya dengan sangat detail, menuntun hamba-Nya dengan lembut, sehingga jadilah takdir luar biasa itu sampai kepada saya, menjadi mahasiswa UNJ. Mungkin sebagian orang menganggap itu adalah hal sepele, nothing special because u dont feel it, but for me it was so amazing journey with my God, feel so grateful and i dont know what to say. Sampai saat ini, saya tidak akan pernah melupakan fase itu, berusaha untuk tidak akan mengecewakan Dia yang telah memberi segala yang terbaik kepada saya.
Tawakal adalah kunci keberhasilan. Dan saya mengimani firman Allah ini,
"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan ke luar (bagi semua urusannya). Dan memberinya rezki dari arah yang tidada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (segala keperluan)nya.” (QS ath-Thalaaq:2-3).
0 komentar :
Posting Komentar