Senin, 01 April 2013
Saat itu aku
masih kecil, ibuku sedang menyulam pada sehelai kain. Aku yang sedang bermain
di lantai melihat ke atas menanyakan apa yang ia lakukan. Jawabnya, ia sedang
menyulam sesuatu di atas sehelai kain. Aku memberitahu kepadanya bahwa yang
kulihat dari bawah adalah benang kusut.
Dengan
tersenyum, ibu memandangiku dan berkata dengan lembut, "Anakku,
lanjutkanlah permainanmu sementara ibu menyelesaikan sulaman ini. Setelah
selesai, kamu akan kupanggil. Duduklah di atas pangkuan ibu dan kamu dapat
melihat sulaman ini dari atas."
Aku heran
mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih, begitu semrawut menurut
pandanganku. Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara ibu memanggil,
"Anakku mari kesini dan duduklah di pangkuan ibu."
Saat duduk
dipangkuan ibu, aku merasa heran dan kagum karena melihat bunga-bunga yang
indah dengan latar belakang matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali.
Aku hampir tidak percaya melihatnya karena yang kulihat dari bawah hanyalah
benang-benang kusut.
Ibu kemudian
berkata, "Anakku, sulaman ini memang terlihat kusut dan kacau dari bawah,
tetapi engkau tidak menyadari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang
direncanakan, sebuah pola, ibu hanya mengikutinya. Sekarang, setelah melihatnya
dari atas, kamu dapat melihat keindahan dari apa yang sudah ibu lakukan."
Selama
bertahun tahun, aku sering melihat keatas dan bertanya kepada Tuhan.
"Tuhan,
apa yang Engkau lakukan?"
Ia menjawab,
"Aku sedang menyulam kehidupanmu."
Namun, aku
membantahnya, "Tetapi hidupku ini tampaknya ruwet, benang benangnya banyak
yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah?"
Kemudian,
Tuhan menjawab, "Hambaku, kamu teruskan pekerjaanmu dan Aku juga
menyelesaikian pekerjaanKu di bumi. Satu saat nanti, Aku akan memanggilmu ke
surga, mendudukanmu di pangkuanKu, dan kamu akan melihat rencanaKu yang indah
untukmu."
Renungan :
Ditangan
Tuhan, kita bagaikan sebongkah tanah liat yang belum terbentuk. Melalui
sentuhan tangan Tuhanlah, kita menjadi sesuatu yang indah. Kita bisa saja
dibentuk menjadi bejana, gelas, jambangan bunga, atau benda apa saja yang
berguna. Hanya saja, kita tidak pernah tahu rencana Tuhan atas diri kita. Kita
dibentuk melalui proses dan pengalaman yang kadang indah, tetapi kadang juga
menyakitkan. Namun dengan cara itulah, karakter kita terbentuk dan hidup kita
akan bermakna pada akhirnya.
Copyright ©
2025
Moonlight
| Powered by
Blogger
Design by
Flythemes
| Blogger Theme by
NewBloggerThemes.com
0 komentar :
Posting Komentar