Setiap
Pribadi berakal didunia ini, pasti ingin sukses. Apa pun latar belakang dan
ideology seseorang, kesuksesan selalu menjadi mimpi kita semua. Namun yang tak
boleh dilupakan spirit ideologi ini tentu saja akan sangat mempengaruhi asumsi
mengenai arti sukses dan kesuksesan, serta cara seseorang untuk
menggapainya.
Itu sebabnya dalam ajaran agama kita Islam,
cita-cita tertinggi seorang Muslim haruslah keridhaan Allah SWT. Puncak
kesuksesan sejati seorang muslim salah satu tandanya adalah ketika Allah SWT
berkenan memanggil dan menjuluki mereka sebagai, “nafsul muthmainnah” . Allah
SWT berfirman, “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang
ridha lagi diridhaiNya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba- hambaKu, dan
masuklah kedalam surgaKu” (QS. Al Fajr; 27-30).
Dalam konteks kesuksesan
ini, Imam Syafi’I ra pernah membagi kategori manusia. Pertama adalah manusia
yang tak sukses didunia, juga diakhirat (syaqiyyun fiddunya wa syaqiyyun fil
akhirah). Kedua, sengsara didunia, bahagia di akhirat (syaqiyyun fiddunya wa
saidun fil akhirah). Ketiga, bahagia didunia, sengsara di akhirat (saidun
fiddunya syaqiyyun fil akhirah). Dan keempat, bahagia didunia dan di akhirat
(saidun fiddunya wa saidun fil akhirah).
Sebagai seorang mukmin sejati,
kita tentu selalu berikhtiar agar kategori yang keempat ini yang jadi piagam
kita. Jika itu target kita, tentu saja sekuat tenaga kita harus bisa mengenal
seluruh potensi duniawi dan ukhrawi kita. Potensi duniawi itu menyangkut bakat,
minat, kemampuan dan seluruh kapasitas cipta, rasa dan karsa yang kita miliki.
Semacam analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Treath) untuk
mendapatkan secara obyektif gambaran kekuatan dan kelemahan diri secara
utuh.
Untuk mencapai hal itu, langkah-langkah berikut ini ada baiknya
diperhatikan :
1. Rumuskan tujuan hidup Anda dengan detil, lalu
bekerjalah serius untuk mewujudkannya.
2. Temukan peta obyektif skill,
bakat serta minat yang jadi kekuatan anda. Atas dasar itu, komitmenlah bekerja
untuk mengembangkan kepribadian.
3. Bekerjalah tekun dalam berbagai
bidang yang anda geluti.
4. Jangan menunda pekerjaan hari ini pada esok
hari. Selesaikan setiap pekerjaan tepat waktu.
5. Jauhi sikap santai dan
berleha-leha. Ingat, waktu adalah inti hidup itu sendiri. Maksimalkan untuk
sesuatu yang diridhaiNya.
6. Hindari malas, jenuh dan bosan. Jaga terus
stamina dan konsistensi anda.
7. Temukan hakikat dan rahasia kehidupan.
Sebab hidup dan sukses punya kaidah sendiri.
8. Ambil manfaat maksimal
dari pengalaman orang lain. Terutama pengalaman orang-orang besar dan mereka
yang sukses dalam hidupnya. Sesungguhnya dalam setiap pengalaman selalu ada ilmu
yang baru.
9. Hindari hal remeh-temeh yang tak perlu. Fokuskan selalu
pikiran dan konsentrasi pada hal-hal besar dan idealisme serta cita-cita anda
yang tinggi.
10. Berpikirlah masak-masak sebelum berbuat dan bertindak.
Jangan sebaliknya, bertindak dulu baru berpikir.
11. Hiduplah dimasa
depan. Jangan terjebak masa lalu. Buat program dan perencanaan yang matang demi
masa depan yang cerah.
12. Saling tolong menolong dan bekerja samalah
dengan orang lain. Sebab kita tak hidup sendiri dan tak mungkin berjuang
sendiri. Ingat, tolong menolong adalah inti kebersamaan.
13. Jaga kondisi
kesehatan anda. Kesehatan lebih berharga daripada emas.
14. Berusaha
selalu untuk memotivasi diri sendiri secara mandiri. Jangan menunggu motivasi
orang lain.
15. Tak perlu berpanjang angan-angan. Sebab meskipun malam
beringsut pergi hari ini, matahari masih terbit esok hari.
16. Ketahui
dengan jelas skala prioritas hidup anda, lalu bekerjalah mengikuti prioritas
itu.
17. Tak perlu marah-marah. Berusahalah untuk selalu bersikap tenang
ketika berinteraksi dengan orang lain.
18. Hiasilah diri anda dengan
ketabahan yang utuh dan idealisme tinggi. Ketahuilah, jalan kesuksesan itu penuh
onak dan duri.
Inilah kiat-kiat yang telah diamalkan generasi awal umat ini.
Merekalah generasi khairul quruun yang disegani kawan dan lawan. Kesuksesan
generasi pilihan ini, sebagaimana digambarkan sejarah, adalah hasil dari
kelengkapan dan keutuhan kepribadian yang handal. Merekalah ruhbaanum fillail
fursaanun finnahaar, bagaikan rahib ditengah malam, pejuang di siang hari.
Sebuah perpaduan yang apik antara kekuatan spiritual dan profesionalisme, yang
pada gilirannya mampu memancarkan kepribadian yang mempesona sejarah peradaban
manusia.
Tak heran jika dari rahim peradaban ini lahir para professional
tangguh diberbagai bidang kehidupan. Dibidang hukum ada sosok Ali bin Abi Thalib
dan Syuraih. Dibidang administrasi lahir Abu Ubaidah. Dalam soal intelijen lahir
Hudzaifah. Dari bidang bahasa muncul Hassan bin Tsabit dan Zaid bin
Tsabit.
Akhirnya, keberhasilan dan kegagalan seseorang itu sesungguhnya
sangat bergantung pada kegigihan, kedisplinan dan kekuatan karakternya, yang
didukung rahmat, karunia dan petunjuk Allah SWT. Setelah semua ikhtiar yang
maksimal itu, kita boleh berharap bahwa Allah SWT mengabulkan segenap usaha kita
untuk sukses dunia dan akhirat. Allah berfirman, “Dan bahwa seorang manusia
tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.” (QS. An Najm;
39).
Wallahu a’alam.
Sumber: Bunga Rampai
0 komentar :
Posting Komentar