Sebenarnya jika kita amati secara mendalam, zaman sekarang sama bobroknya dengan zaman Jahilliyah. Di zaman Jahilliyah orang-orang menyembah berhala, ada lebih dari 300 berhala yang berbeda untuk dijadikan sesembahan, anak-anak perempuan yang lahir di kubur hidup-hidup oleh orang tuanya karena jika tidak, mereka akan di ancam oleh para pemimpin Quraisy pada saat itu. Khamar adalah sesuatu hal yang lazim, perzinahan dimana-mana, dan lain sebagainya. Lalu apa yang dilakukan Rasulullah? Beliau dakwah dalam menyebarkan agama tauhid, Islam. Mulai dari sembunyi-sembunyi sampai terang-terangan. Tantangan, ujian, dan segala macam cobaan sudah beliau dan para sahabatnya rasakan. Bahkan ancaman akan dibunuh pun ada. Tapi bagaimana sikap beliau? Apakah Rasulullah takut? Ya, Rasulullah juga seorang manusia yang memiliki rasa takut, walau takutnya beliau tentu beda dengan takutnya kita. Beliau tetap istiqomah dalam berdakwah, bahkan ketika kafir Quraisy mendatangi paman Rasulullah, yaitu Abu Thalib untuk menghentikan dakwah rasulullah, kemudian Abu Thalib menyampaikannya kepada beliau, apa yang Rasulullah katakan?“Wallahi, Demi Allah. Seandainya mereka meletakkan matahari di tangan kananku, dan bulan di tangan kiriku, agar aku menghentikan dakwah ini, niscaya aku tidak akan menghentikan dakwah ini hingga Allah memenangkannya atau aku binasa.”Masya Allah, ungkapan beliau sangat bermakna sekali, tidak akan pernah bahkan mustahil sekali beliau meninggalkan jalan dakwah ini. Selama bertahun-tahun lamanya, dari perang ke perang, lama-kelamaan banyak orang-orang yang mendapat hidayah untuk memeluk agama tauhid. Sehingga Islam telah menyebar ke sebagian besar timur tengah, kemudian eropa dan ke seluruh dunia. Rasulullah tidak sendiri, beliau memiliki para sahabat yang sangat jujur dan taat. Dalam jamaah mereka mengokohkan barisan, walau banyak halang rintang, mereka tetap yakin bahwa Allah selalu membersamai jalan dakwah mereka. Memang apa tujuan dakwah itu? Kembali kepada makna dakwah itu sendiri, yaitu amar ma’ruf nahi mungkar, menyeru kepada yang baik dan mencegah kepada yang mungkar.Lalu bagaimana dengan zaman sekarang? Anak membunuh orang tuanya sendiri, perzinahan bisa ditonton oleh khalayak umum, di sebar secara mudah di sosial media, siapapun bisa melihat karena teknologi yang semakin canggih, masih banyak produksi minuman keras, masih banyak yang menyembah kubruan, pohon rindang, dan sebagainya. Akibatnya apa? Sasarannya siapa? Para pemuda, generasi pejuang yang seharusnya meneruskan jalan dakwah Rasulullah malah bobrok akibat pergaulan yang amat menjijikan. Astaghfirullah, na’udzubillah. Apa yang harus kita lakukan sebagai pemuda yang sadar untuk menyelamatkannya? Tidak lain dan tidak bukan adalah mengikuti sebagaimana Rasulullah dahulu dalam memerangi kebatilan, yaitu dakwah. Kita mulai dari diri kita sendiri. Bangga menjadi muslim, taubat, perbaiki diri, perbaiki keadaan sekitar, lalu perbaiki masyarakat. Tentu hal-hal itu bukanlah hal yang mudah. Tapi bukankah jika kita bersama-sama maka akan lebih ringan? Dalam jama’ah kita satukan visi dan misi, menempatkan Allah dan Rasul-Nya diatas segala-galanya, maka Allah akan senantiasa menjaga kita dan menolong kita dengan malaikat-malaikat yang diturunkan oleh-Nya. Wallahu a’lam bishowab.
Sabtu, 30 April 2016
Apa perbedaan antara zaman sekarang dengan zaman Jahilliyah dahulu?
Sebagaimana perkataan Ust. Rahmat Abdullah
“Jika bersama barisan ini saja kau lemah, lantas bagaimana jika kau di luar sana. Sesungguhnya dakwah akan tetap berjalan dengan atau tanpa adanya kita. Islam pun tetap akan berjaya dengan atau tanpa adanya kita. Sebab sesungguhnya kitalah yang butuh dakwah, kitalah yang butuh Islam, dan bukan sebaliknya.”
Salam, ukhuwwah till Jannah
-Irna Nurhidayah-
Jumat, 15 April 2016
Asiknya Mentoring
Bismillah
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Alhamdulillah bisa meluangkan waktu lagi untuk sekedar berbagi..
Sebelum masuk ke inti, saya mau cerita sedikit nih tentang bagaimana kehidupan perkuliahan dan khususnya sebagai aktivis atau organisatoris. Walau sekarang masih berlabel MaBa, tapi saya dan teman-teman yang lain sudah ikut terjun ke dalam organisasi kampus. Meski di organisasi yg berbeda-beda, dgn tingkat yg berbeda pula, kita sama-sama ingin berjuang u/ memperkaya diri dgn segala ilmu yg ada dan bisa mengamalkannya bukan hanya utk diri sendiri tetapi juga untuk umat.
Tetapi, gk sedikit juga yang tidak benar-benar kompeten atau amanah dlm organisasinya. Lagi-lagi karena niat yang salah atau kebanyakan ikut ini-itu sehingga dia tdk bisa mengatur waktu dgn baik antara kegiatan yg satu dgn yang lain. Nah, jadi kebayang kan? kebayang apa? perlunya masukan-masukan untuk jiwa kita. Gk cuma sehat jasmani yang dibutuhin untuk seorang aktivis, tapi juga sehat rohaninya, jiwanya.
So, mentoring dlm hal tarbiyah ini sangat perlu untuk kalangan mahasiswa jaman sekarang, yg aktivis maupun non-aktivis. Karena, jiwa kita juga perlu dibina, jiwa kita juga butuh asupan makanan, jiwa kita juga sebenarnya haus dan lapar. Bagaimana kita bisa tenang dalam menghadapi masalah-masalah dlm organisasi jika jiwa kita aja lapar dan haus? Mau bagaimana pun jiwa atau ruh juga amat berperan penting dlm segala tingkah laku kita, yaa perbuatan kita.
Mentoring itu asik. Kenapa? karena kita bisa meluaskan wawasan kita dgn diskusi mengenai suatu hal, ilmu baru yang diberikan oleh mentor, dan dari kawan-kawan kita dgn segala kelebihannya, kita bisa ambil sebagai pelajaran. Kita tidak bisa menyimpulkan bahwa kita sudah tahu atau paham mengenai sebuah hal, karena ilmu Allah itu luas, jadi jangan gampang puas dgn ilmu yang udh pernah didapat, padahal cuma dapat sedikit tapi sombongnya selangit. Jangan ya, semoga kita dijauhkan dari sifat seperti itu.
Kalian tau gk? Ketika kita sedang duduk dirumah Allah untuk menuntut ilmu, para malaikat pun ikut mengelilingi kita. Sebagaimana hadits ini, "Dan tidaklah berkumpul suatu kamu didalam rumah2 Allah, kecuali akan turun kepada mereka ketenangan, rahmat, dinaungi para malaikat dan Allah berbangga dengan mereka." (HR Muslim dari Abu Hurairah)
Mantep kan? Sudah dapat ilmu, Allah kasih rahmat pula, ketenangan dan Allah juga bangga. Kapan lagi coba dibanggain sama Allah?
Kuy lah kita fastabiqul khairat, coba deh sekali-sekali ikut mentoring atau kajian, rasakan sensasinya..
Salam ukhuwah.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Alhamdulillah bisa meluangkan waktu lagi untuk sekedar berbagi..
Sebelum masuk ke inti, saya mau cerita sedikit nih tentang bagaimana kehidupan perkuliahan dan khususnya sebagai aktivis atau organisatoris. Walau sekarang masih berlabel MaBa, tapi saya dan teman-teman yang lain sudah ikut terjun ke dalam organisasi kampus. Meski di organisasi yg berbeda-beda, dgn tingkat yg berbeda pula, kita sama-sama ingin berjuang u/ memperkaya diri dgn segala ilmu yg ada dan bisa mengamalkannya bukan hanya utk diri sendiri tetapi juga untuk umat.
Tetapi, gk sedikit juga yang tidak benar-benar kompeten atau amanah dlm organisasinya. Lagi-lagi karena niat yang salah atau kebanyakan ikut ini-itu sehingga dia tdk bisa mengatur waktu dgn baik antara kegiatan yg satu dgn yang lain. Nah, jadi kebayang kan? kebayang apa? perlunya masukan-masukan untuk jiwa kita. Gk cuma sehat jasmani yang dibutuhin untuk seorang aktivis, tapi juga sehat rohaninya, jiwanya.
So, mentoring dlm hal tarbiyah ini sangat perlu untuk kalangan mahasiswa jaman sekarang, yg aktivis maupun non-aktivis. Karena, jiwa kita juga perlu dibina, jiwa kita juga butuh asupan makanan, jiwa kita juga sebenarnya haus dan lapar. Bagaimana kita bisa tenang dalam menghadapi masalah-masalah dlm organisasi jika jiwa kita aja lapar dan haus? Mau bagaimana pun jiwa atau ruh juga amat berperan penting dlm segala tingkah laku kita, yaa perbuatan kita.
Mentoring itu asik. Kenapa? karena kita bisa meluaskan wawasan kita dgn diskusi mengenai suatu hal, ilmu baru yang diberikan oleh mentor, dan dari kawan-kawan kita dgn segala kelebihannya, kita bisa ambil sebagai pelajaran. Kita tidak bisa menyimpulkan bahwa kita sudah tahu atau paham mengenai sebuah hal, karena ilmu Allah itu luas, jadi jangan gampang puas dgn ilmu yang udh pernah didapat, padahal cuma dapat sedikit tapi sombongnya selangit. Jangan ya, semoga kita dijauhkan dari sifat seperti itu.
Kalian tau gk? Ketika kita sedang duduk dirumah Allah untuk menuntut ilmu, para malaikat pun ikut mengelilingi kita. Sebagaimana hadits ini, "Dan tidaklah berkumpul suatu kamu didalam rumah2 Allah, kecuali akan turun kepada mereka ketenangan, rahmat, dinaungi para malaikat dan Allah berbangga dengan mereka." (HR Muslim dari Abu Hurairah)
Mantep kan? Sudah dapat ilmu, Allah kasih rahmat pula, ketenangan dan Allah juga bangga. Kapan lagi coba dibanggain sama Allah?
Kuy lah kita fastabiqul khairat, coba deh sekali-sekali ikut mentoring atau kajian, rasakan sensasinya..
Salam ukhuwah.
Copyright ©
Moonlight
| Powered by
Blogger
Design by
Flythemes
| Blogger Theme by
NewBloggerThemes.com