Sabtu, 15 September 2018
Assalamu’alaykum warahmatullahi
wabarakatuh..
Alhamdulillah akhirnya bisa bebas
berkespresi lagi.. Kali ini saya mau sharing tentang perjalanan panjang penuh
drama mahasiswa tingkat akhir.. Mungkin akan panjang kali lebar karena pengen
secara detail menceritakannya. Semoga bermanfaat !
Di akhir semester 5 saya sudah
memiliki rencana akan mengambil konsentrasi apa untuk Tugas Akhir. Jadi, di
Teknik Sipil UNJ itu memiliki dua jenis peminatan TA, yaitu; Manajemen
Konstruksi dan Struktur. Sebagaimana pengalaman abang-kakak terdahulu,
Manajemen Konstruksi yang paling banyak diminati, karena? Katanya sih, lebih
mudah dan gak terlalu puyeng kaya Struktur. Bagi yang belom tau Manajemen
Konstruksi itu apa, bisa googling aja. Tapi, intinya MK itu menghitung Rencana
Anggaran Biaya dari suatu bangunan dan Penjadwalan pelaksanaannya. Kalau
Struktur, merencanakan strukturnya (kolom, balok, pelat, tangga, fondasi);
menentukan dimensi, diameter tulangan, butuh tulangan berapa, jarak berapa,
dsb. Dan untuk menentukan semuanya itu, ada perhitungan yang super-duper ciamik
bin ribet bin pusing bin (pengen meninggal aja) wkwk bcs aaahh gua sampe gak
bisa mendekripsikannya dengan kata-kata wkwk.
Oke, next dulu. Btw gak enak ya
pake “saya”, ngomongnya “gua” aja deh ya biar lebih asik. Yup, gua ngambil
peminatan Struktur. Kenapa? Karena entah kenapa kalau ngerjain mata kuliah
struktur bawaannya semangat aja dan bikin penasaran kalau pas ngerjain soal gak
dapet jawabannya. And fyi aja matkul Struktur gua paling kecil B+. Wkwk sombing
eh sombong. Gua sangat berambisi untuk wisuda di september (ceria) 2018. Maka,
yang gua lakukan pertama kali adalah nanya-nanya ke abang-kakak tentang tips
and trik dalam memperjuangkan TA Struktur. Sebelumnya, gua mau ngasih tau dulu siapa
dosen yang akan membimbing gua. Siapa? Siapa? Sebut saja bu Erna. Dosen yang
paling banyak ditakutin, disebelin, digondokin sama mahasiswa T. Sipil UNJ.
Tidak ada mahasiswa yang tidak tahu dengan dospem gua itu. Karena beliau amat
sangat perfectionis dan detail sekali. Jadi, lu ketauan salah dikit, langsung,
perbaiki ! Terus, gua berjuang di TA Struktur ini gak sendiri, ada dua kawan
gua yang gesrek tapi saling bantu banget, sebut saja mereka Dina dan Sabil.
Sip. Berhubung gua juga anak
organisasi, sangat riskan sekali untuk gak lulus tepat waktu. Wkwk. Ya ada lah
kadang pikiran gua terbesit hal demikian. Tapi, tetep resolusi 2018 gua adalah
wisuda. Memasuki tahun 2018, tepatnya di bulan Februari, gua sama dina dan
sabil sudah mulai mempersiapkan diri untuk Uji Kelayakan Judul dan Gambar.
Gambar-gambar yang akan diujikan meliputi Denah (lantai, balok, kolom), Tampak
(depan, belakang, kanan, kiri), dan potongan (arah x maupun arah y). Banyak
yah. Jangan mabok dulu gaez. Dalam masa-masa pencarian gambar denah, gua dapet
Bangunan Gedung Puskesmas 3 Lantai, si Dina dan Sabil bangunan sekolah 4
Lantai. Seiring berjalannya waktu, kita pun udah 5x bimbingan hanya untuk uji
kelayakan gambar doang men. Pas uji kelayakan pun punya gua gak sekali langsung
bener, tapi ada revisi lagi dan gua harus gambar potongan ulang. Fyi aja gua
nangis di kantin sambil telponan sama abang gua. :( Karena gambar itu makan
waktu banyak banget. Sebulanan cuma ngurusin gambar. Subhanallah.
Masuk bulan Maret, tepatnya
tanggal 8 kita baru beneran bimbingan alias baru terhitung bimbingan pertama
karena baru lulus uji kelayakan. Well, aktivitas organisasi udh mulai padet
lagi :). Sejauh ini gua ngerjain TA masih nyantai-nyantai aja, dan gua lebih
banyak fokus ke organisasi (FSI AL-Biruni) :D, belom banyak tekanan dari dospem
tapi tetep ada progress walaupun sedikit-sedikit. Masih suka pencitraan di
snapgram, dsb. Wkwk ah alay bgt gua.
Gua mau mundur sedikit nih,
kenawhy gua memilih jadi anak organisasi khususnya lembaga dakwah? Bukan BEM
atau yang lainnya. Pertama, lu akan disibukkan dengan hal2 yang insya Allah
bermanfaat, emang itu yang gua cari, takutnya waktu luang yang kita punya malah
jadi tempat maksiat kalo kita gak sibuk sama hal-hal baik. Kedua, gua mau merubah orientasi hidup, kalo
dulu tujuannya masih dunia, masih pengen enak-enak aja, maka sekarang tujuannya
bener-bener akhirat, nyari tempat “perjuangan” yang menempa diri lu untuk ber-mindset
akhirat. Mungkin temen-temen kita banyak yang heran, banyak yang gak habis
pikir sama jalan hidup kita, mereka ngeliatnya kita sibuk, ngapain sih banyak
agenda, yaa mereka gatau aja kalo kita selalu ingin menjemput hidayah Allah,
kalo kita ingin mengabdi untuk Allah, bukan hanya sekedar kuliah, terus pulang,
terus main, terus nyantai-nyantai. Jadi, dipenghujung kuliah gua pun, gua masih
berbahagia hadir syuro, hadir agenda-agenda kebaikan, yaa walau kita juga harus
bisa seimbang antara orang tua, aktivitas kampus, dan –ngerjain tugas akhir-.
Gua merasakan sulitnya untuk bisa adil dengan setiap hal dalam hidup gua. Sulit
bener. Haqqul yaqin. Tapi, alhamdulillah Allah selalu ngasih
kemudahan-kemudahan dan pertolongan. Asalkan yakin aja. Hehe
Oke, kita lompat lagi. Di bulan
Maret-April sampe Mei awal gua masih rutin bimbingan, udah mulai panik karena
Pra Sidang tgl 13 Mei waktu itu. Belom ada problem yang sulit sih sejauh ini.
Cuman pas malemnya dan besok harus dikumpul, gua begadang, karena perhitungan
Tangga gua belom kelar, mau nangis tapi gimana ya.. plus gambar-gambar tulangan
gua juga gak akan sempet bikin. Karena panik, gua udah gak konsen aja
ngerjainnya. Ya Allah, akhirnya gua nge-chat kakak sipil yang as always gua
curhatin. Kak Mia namanya. Gua tanya kan, boleh gak kalau ngumpulin tapi gambar
tulangannya belom ada, dan you know what dibalesnya? Katanya, boleh aja, asal
pas ujian pra sidang semua kekurangannya di bawa. Abis itu yaudah gua gak panik
lagi (gak nangis lagi K),
interval ngumpulin sampe ujian ada jeda seminggu, insya Allah kelarlah
gambar-gambarnya. Karena siangnya abdi ada syuro BPH FSI, maka pagi-pagi gua
udah gerak cepat biar siang udah kelar. Tapi qodarullah walhamdulillah jam
set.2an baru bener-bener kelar dan ngumpulin. Abis itu langsung cus ke sekret J.
Udah panjang banget niihh
ceritanyaa... Lanjut di Part 2 yea.... akan lebih seru dan menegangkan..
Senin, 23 Juli 2018
Ayo Bangun :)
Keberadaan kita kadang sangat diinginkan oleh seseorang
Tapi mungkin saja kita tidak menyadari, dan lebih memilih untuk menghilang dari peradaban
Atau, kita masih belum mampu berdamai dengan keadaan
Yaa, pantas saja semua terasa penuh tekanan
Pernah tidak kalian berpikir,
jika tidak di tekan, mungkin kita tidak akan gerak?
jika tidak di tekan, mungkin kita akan santai-santai saja?
jika tidak di tekan, mungkin kita menjalankan segala sesuatunya tanpa keseriusan?
Ah, tekanan hanya membuat pusing saja, bukan?
Itu tandanya kita tak mampu memaksimalkan usaha
Padahal, tekanan itu yang bisa mendorong akal kita, langkah kita,
Iya ! Langkah kita ! Agar KONKRIT dalam BERGERAK
Wahai kalian yang merasa tak bisa di tekan ini-itu !
Tidak ada alasan untuk tidak berbahagia dalam tekanan. :)
Kita hidup di jaman yang semakin gila,
Manusia makin banyak tingkah,
Teknologi yang semakin canggih tapi nyatanya perusak tatanan moral
Nyaman kah kita dengan berdiam saja?
Tanpa menoleh sekitar?
Ena-ena dengan zona nyaman dan acuh dengan keadaan?
Bukan urusan gue?!
Melek !
Ah, hanya igauan malah hari,
tapi mungkin saja ada benarnya,
Cobalah untuk berpikir selayaknya "kita saling membutuhkan."
Agar kapal ini tetap kokoh walau diterjang ombak yang besar,
Agar kapal ini tetap kokoh walau penuh dengan tambalan,
Pelayar dikatakan tangguh bukanlah menghadapi lautan yang tenang, kan?
Sama seperti kehidupan kita,
Keadaan bisa saja ricuh, mendadak penuh dengan tekanan,
mendadak berubah tanpa permisi, orang2 pun mendadak menjengkelkan,
Iya, orang-orang, yang katanya adalah kawan, tapi meyebalkan sekali. Biarlah..
Tapi hati? Tiada alasan untuk ketar-ketir sebab yang senantiasa ingat Allah, pastilah hatinya tenang.
Hati boleh tenang, tapi langkah harus tetap kokoh berwibawa, tak akan gentar tak akan pudar.
Ayo bangun :)
Minggu, 08 Juli 2018
Penerimaan
23.02
Waktu dimana segala hal dalam pikiran meminta untuk segera dituangkan dalam sebuah tulisan.
Kebanyakan orang mungkin sudah terlelap dalam tidurnya
Ada juga yang masih terjaga dengan setumpuk tugas yang musti diselesaikan, atau hanya bermain dengan gadgetnya, entahlah.. mungkin aku yang masih asyik menari-nari dalam pikiran, di depan laptop, di temani suara kipas angin.
Kesunyian kadang memaksaku untuk bisa memaknai setiap detil takdir-Nya.
Realitas yang ada jelas memperlihatkan kepadaku bahwa, "Kau sedang diuji."
Sulitnya mengkondisikan hati agar tak lagi angkuh, agar tak lagi kecewa,
Nyatanya, seberapapun kau punya rencana, lalu berjuang, berkorban, hingga tergopoh-gopoh, ujung-ujungnya adalah sebuah penerimaan.
Kehidupan ini memang sebuah penerimaan, bukan?
Entah itu manis atau pahit, kau tetap harus menelannya lamat-lamat.
Lalu, kau tinggal pilih,
mau berhenti? atau terus berjalan sampai menemukan akhirnya,
pada sebuah kebahagiaan?
ataukah kesengsaraan?
23.26
Aku masih terjaga, mencoba berdamai dengan hati.
Sesuatu yang amat vital. Sesuatu yang bisa menjadi kekuatan atau kelemahan.
Kekuatan hati bisa membawamu pada sebuah penerimaan yang baik, penerimaan yang ikhlas.
Jika hatimu lembut, maka setiap ujian yang datang adalah sebuah kebahagiaan.
Kenapa?
Karena lagi-lagi Tuhanmu masih menginginkanmu untuk mendekat kembali kepada-Nya.
Tuhanmu masih ingin melihatmu bersungguh-sungguh dalam mencinta kpd-Nya.
Seberapa murni rasa cintamu? Mana buktinya?
Seberapa yakin dirimu dengan kuasa Tuhanmu?
Innalladzina qaalu Rabbunallah.. Sesungguhnya orang-orang yang berkata bahwa, Tuhan kami adalah Allah.. jika dirimu yakin, jika hatimu yakin bahwa Allah adalah Tuhanmu,
tsummastaqaamu.. kemudian kamu meneguhkan pendirianmu, istiqomah di jalan Allah, istiqomah dalam ketaatan dan keimanan..
tatanazzalu 'alaihimul malaaikah.. maka malaikat akan turun dan berkata...
alla takhafu.. Janganlah kamu merasa takut !
wa laa tahzanuu dan janganlah kamu merasa sedih !
wa abshiru bil jannatillati kuntum tu'aduun.. dan bergembiralah kamu dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan kepadamu..
Ayat paling pamungkas jika kau tengah merasa takut dan khawatir akan kefanaan ini.
Aku mengajak diriku, juga kalian, untuk selalu bisa menciptakan keikhlasan dalam sebuah penerimaan, tanpa ada tapi yang menduakan Allah, tanpa ada tapi yang mengingkari takdir Allah, tanpa ada tapi yang bisa melunturkan cintamu pada Allah.
Yakinlah wahai hati, kesuksesan duniamu itu terletak pada kesuksesan akhiratmu.
Ruku'lah dengan ruku' terbaik
Sujudlah dengan sujud terbaik
Sembahlah Allah dengan kekuatan terbaikmu
dan berbuatlah KEBAIKAN,
untuk apa?
la'allakum tuflihuun.. agar kamu beruntung. (QS Al-Hajj:77)
agar kita beruntung, kawan. keburuntungan versi Allah, bukan versi manusia.
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Setiap tulisan yang tercipta adalah semata-mata untuk mengingatkan diri ini yang masih begitu lemah. Semoga bermanfaat. Selamat berjuang !
Waktu dimana segala hal dalam pikiran meminta untuk segera dituangkan dalam sebuah tulisan.
Kebanyakan orang mungkin sudah terlelap dalam tidurnya
Ada juga yang masih terjaga dengan setumpuk tugas yang musti diselesaikan, atau hanya bermain dengan gadgetnya, entahlah.. mungkin aku yang masih asyik menari-nari dalam pikiran, di depan laptop, di temani suara kipas angin.
Kesunyian kadang memaksaku untuk bisa memaknai setiap detil takdir-Nya.
Realitas yang ada jelas memperlihatkan kepadaku bahwa, "Kau sedang diuji."
Sulitnya mengkondisikan hati agar tak lagi angkuh, agar tak lagi kecewa,
Nyatanya, seberapapun kau punya rencana, lalu berjuang, berkorban, hingga tergopoh-gopoh, ujung-ujungnya adalah sebuah penerimaan.
Kehidupan ini memang sebuah penerimaan, bukan?
Entah itu manis atau pahit, kau tetap harus menelannya lamat-lamat.
Lalu, kau tinggal pilih,
mau berhenti? atau terus berjalan sampai menemukan akhirnya,
pada sebuah kebahagiaan?
ataukah kesengsaraan?
23.26
Aku masih terjaga, mencoba berdamai dengan hati.
Sesuatu yang amat vital. Sesuatu yang bisa menjadi kekuatan atau kelemahan.
Kekuatan hati bisa membawamu pada sebuah penerimaan yang baik, penerimaan yang ikhlas.
Jika hatimu lembut, maka setiap ujian yang datang adalah sebuah kebahagiaan.
Kenapa?
Karena lagi-lagi Tuhanmu masih menginginkanmu untuk mendekat kembali kepada-Nya.
Tuhanmu masih ingin melihatmu bersungguh-sungguh dalam mencinta kpd-Nya.
Seberapa murni rasa cintamu? Mana buktinya?
Seberapa yakin dirimu dengan kuasa Tuhanmu?
Innalladzina qaalu Rabbunallah.. Sesungguhnya orang-orang yang berkata bahwa, Tuhan kami adalah Allah.. jika dirimu yakin, jika hatimu yakin bahwa Allah adalah Tuhanmu,
tsummastaqaamu.. kemudian kamu meneguhkan pendirianmu, istiqomah di jalan Allah, istiqomah dalam ketaatan dan keimanan..
tatanazzalu 'alaihimul malaaikah.. maka malaikat akan turun dan berkata...
alla takhafu.. Janganlah kamu merasa takut !
wa laa tahzanuu dan janganlah kamu merasa sedih !
wa abshiru bil jannatillati kuntum tu'aduun.. dan bergembiralah kamu dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan kepadamu..
Ayat paling pamungkas jika kau tengah merasa takut dan khawatir akan kefanaan ini.
Aku mengajak diriku, juga kalian, untuk selalu bisa menciptakan keikhlasan dalam sebuah penerimaan, tanpa ada tapi yang menduakan Allah, tanpa ada tapi yang mengingkari takdir Allah, tanpa ada tapi yang bisa melunturkan cintamu pada Allah.
Yakinlah wahai hati, kesuksesan duniamu itu terletak pada kesuksesan akhiratmu.
Ruku'lah dengan ruku' terbaik
Sujudlah dengan sujud terbaik
Sembahlah Allah dengan kekuatan terbaikmu
dan berbuatlah KEBAIKAN,
untuk apa?
la'allakum tuflihuun.. agar kamu beruntung. (QS Al-Hajj:77)
agar kita beruntung, kawan. keburuntungan versi Allah, bukan versi manusia.
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Setiap tulisan yang tercipta adalah semata-mata untuk mengingatkan diri ini yang masih begitu lemah. Semoga bermanfaat. Selamat berjuang !
Sabtu, 26 Mei 2018
Langit
Siapa yang tahu dengan keikhlasan seseorang? Tidak ada yang tahu kecuali dia dan Tuhannya.
Terkadang kita butuh merenung. Memaknai setiap jengkal kehidupan ini. Mencari hikmah di balik setiap hal yang terjadi. Hingga akhirnya kita mampu untuk terus berjuang, menggapai asa tanpa lupa dengan sesama.
Ketika kau mulai bertanya, "Mengapa aku harus berlelah-lelah hanya untuk orang lain?" Ingatlah bahwa kau diciptakan untuk sebuah misi. Ingatlah lagi bahwa Tuhanmu Maha Penyayang, tidakkah kau merasa bersyukur? Maka diam dan berleha-leha bukanlah kriteria seorang hamba yang dicintai-Nya.
Langit selalu berhasil membuatku jatuh. Jatuh ke dalam sebuah perenungan yang amat dalam. Menyadarkan bahwa Tuhanku, Allah, adalah Maha Besar. Dengan apalagi aku harus berterimakasih atas segala nikmat yang Dia berikan selain rasa syukur dan terus bergerak untuk menegakkan agama-Nya?
Selama ini kita sudah memberikan apa untuk Allah? Jangan-jangan tangisan kita dihadapan-Nya masih palsu, jangan-jangan kita masih tidak jujur dalam beribadah. Istighfar, istighfar atas segala kesombongan yang tanpa sadar sudah membenih dalam diri. Malu dengan amalan yang begitu-begitu saja, tidak bertambah tapi malah berkurang. Malu dengan hafidz cilik yang diusianya ia mampu menjaga Allah dengan Al-Quran yang sudah terpatri dalam hati dan jiwa mereka. Malu dengan maksiat yang masih sering dilakukan. Malu. Malu sekali.
Ah, kadang ego masih memenangkan segalanya. Tanpa sadar orang lain terdzolimi karena kita. Kita asik sendiri dengan dunia yang lain dan lupa akan tanggung jawab yang sudah tersematkan pada pundak kita. Ah, munafik-kah, kita?
Entahlah.. mungkin aku harus menampar diriku berkali-kali atas segala kemunafikan ini.
Langit masih menjadi tempat terbaik untuk menatap, dengan segala keromantisannya. Tempat paling tulus dalam mengagungkan kebesaran-Nya. Terimakasih, Allah, atas segalanya. Tak ada alasan untuk tidak mencintai-Mu.
Terkadang kita butuh merenung. Memaknai setiap jengkal kehidupan ini. Mencari hikmah di balik setiap hal yang terjadi. Hingga akhirnya kita mampu untuk terus berjuang, menggapai asa tanpa lupa dengan sesama.
Ketika kau mulai bertanya, "Mengapa aku harus berlelah-lelah hanya untuk orang lain?" Ingatlah bahwa kau diciptakan untuk sebuah misi. Ingatlah lagi bahwa Tuhanmu Maha Penyayang, tidakkah kau merasa bersyukur? Maka diam dan berleha-leha bukanlah kriteria seorang hamba yang dicintai-Nya.
Langit selalu berhasil membuatku jatuh. Jatuh ke dalam sebuah perenungan yang amat dalam. Menyadarkan bahwa Tuhanku, Allah, adalah Maha Besar. Dengan apalagi aku harus berterimakasih atas segala nikmat yang Dia berikan selain rasa syukur dan terus bergerak untuk menegakkan agama-Nya?
Selama ini kita sudah memberikan apa untuk Allah? Jangan-jangan tangisan kita dihadapan-Nya masih palsu, jangan-jangan kita masih tidak jujur dalam beribadah. Istighfar, istighfar atas segala kesombongan yang tanpa sadar sudah membenih dalam diri. Malu dengan amalan yang begitu-begitu saja, tidak bertambah tapi malah berkurang. Malu dengan hafidz cilik yang diusianya ia mampu menjaga Allah dengan Al-Quran yang sudah terpatri dalam hati dan jiwa mereka. Malu dengan maksiat yang masih sering dilakukan. Malu. Malu sekali.
Ah, kadang ego masih memenangkan segalanya. Tanpa sadar orang lain terdzolimi karena kita. Kita asik sendiri dengan dunia yang lain dan lupa akan tanggung jawab yang sudah tersematkan pada pundak kita. Ah, munafik-kah, kita?
Entahlah.. mungkin aku harus menampar diriku berkali-kali atas segala kemunafikan ini.
Langit masih menjadi tempat terbaik untuk menatap, dengan segala keromantisannya. Tempat paling tulus dalam mengagungkan kebesaran-Nya. Terimakasih, Allah, atas segalanya. Tak ada alasan untuk tidak mencintai-Mu.
Rabu, 25 April 2018
Rutinitas
Assalamau'alaykum wr wb.
Alhamdulillah malem ini sengaja memaksa diri untuk nge-blog lagi. Btw, kali ini ocehan gua bukan tentang tausyiah atau motivasi kaya biasanya, tapi mau cerita aja tentang rutinitas gua sekarang yang mulai bikin penat.
Btw, sekarang cuaca lagi gak nentu banget ya. 3 hari ini Jakarta diguyur hujan, suasananya gelap aja gitu karena mendung terus. Hari ini aja gua keujanan, sepatu basah dan gua pake selama dikampus sampe sore. Subhanallah. Jaga kesehatan gaes, jangan minum es, jangan makan gorengan, tapi kalo gua gapapa wkwk bandel.
Ok next.
Insya Allah ini tahun terakhir gua kuliah di UNJ, insya Allah. Pegangan gua setiap hari itu Tugas Akhir. Sebenernya gua lagi penat aja sekarang dan maksa nge-blog biar refreshing dikit. Otak gua kaya jenuh aja gitu, isinya angka-angka, mikirin mutu beton yang ternyata ketinggian dan gua harus nurunin mutu betonnya, kalo gua nurunin mutu betonnya otomatis itungan gua di rasio tulangan berubah semua, udah kek ngitung ulang men. Subhanallah. Dan pengumpulan untuk Pra Sidang itu tgl 1-3 Mei, sekarang udah tgl 25. Ehe. Makanya nih gua mau begadang, tapi bodoamat gua mau nge-blog dulu. Tapi emang fokusan gua sekarang adalah Tugas Akhir, karena Tugas Akhir adalah salah satu cara untuk menyelesaikan amanah orang tua. Tau kan ya amanah orang tua itu nomor 1? Makanya gua gak mau molor-molor, gua mau bikin mereka bahagia karena gua bisa lulus tepat waktu, Insya Allah, dan lebih meringankan beban mereka dalam membiayai kuliah gua. Walaupun, jujur aja, gua belom kepikiran abis wisuda mau ngapain, kerja kah? Lanjut kuliah lagi kah? atau kerja sambil kuliah? Sebenernya gua masih mau belajar terus, karena gimana ya, gua kaya belum ngerasa mumpuni untuk terjun ke dunia kerja yang ke-tekniksipil-an, ilmu gua tentang perencanaan masih sebatas paham tapi belum mendalami, dan usia gua masih terbilang muda wkwk masih pengen banyak mengeksplor ilmu pengetahuan. Gitu deh.
Next.
Selain ngerjain Tugas akhir yang sering bikin gua penat, kesibukan gua yang lain adalah organisasi. Nah ini, sore gua selama 5 hari kerja, dari senin sampe Jumat udah abis gak kesisa. Sebenernya dari awal masuk kuliah dan terjun ke dunia organisasi udah sering ninggalin temen-temen kelasan gua, yaa walaupun gua masih nyempetin untuk makan siang bareng. Alhamdulillah ya, walaupun gua masih aktif organisasi dan ditempat kan di tempat yang sama seperti tahun lalu, alhamdulillah adek2 departemen gua sangat membantu sekali, dan yang bikin gua seneng adalah mereka mau gerak, gak diem-diem bae, sering inisiatif dan rame. Jujur aja, gua emang orangnya susah ngasih ide, apalagi ide-ide kreatip, aduh sulit men. Gimana ya, mungkin otak gua emang gak bisa liar kaya mereka yang gampang mencetuskan ide wkwk yaa namanya juga manusia, ada kurangnya. So, gua hanya menjadi supporting system aja disini, sebisa mungkin ngontrol proker agar sesuai timeline yang udah dibuat. Tapi, ya lagi-lagi, adaa aja yang bikin jadi molor dari timeline, padahal udah di reminder, entah dari kesibukan masing-masing atau masalah teknis yang tak terduga. Sabar. Dari dulu emang evaluasinya gitu, gak sesuai timeline. Ya sudah, gua selalu berusaha menerima dan berhusnudzon kedepannya akan seirama lagi. Gitu ya. Btw, gua bukan sok sibuk, tapi sibuk beneran wkwk seminggu syuro bisa ampe 4x dengan orang2 yang berbeda. Gitu aja rutinitasnya. Jenuh gak? Kalo dipikir-dipikir ya monoton aja gitu. Tapi, tetap harus dijalani, disyukuri. Semoga ya semua aktivitas kita, kesibukan kita, semuanya untuk kebaikan. Jangan sampe nih, lu capek, tapi capeknya bukan untuk kebaikan-kebaikan. Rugi men.
Next.
Tugas akhir, organisasi, terus apalagi ya. Sebenernya gua rada sedih, lebay ya, tapi iya, sedih karena gua belom ngabisin baca satu buku di bulan ini. Gimana ya, kalo mau baca, gua keingetan TA mulu, akhirnya gak jadi baca. Btw, buku yang belom abis gua baca itu adalah siroh nabi Muhammad karya Marthin Lings, beliau itu muallaf. Sebenernya gua udah pernah baca siroh nabi, tapi ya gitu masih lupa-lupa, karena bukunya itu best seller jadi gua kepo banget, pasti ada yang membedakan kenapa dia jadi best seller. Terus ya, gua masih nge-keep satu buku lagi men, judulnya Pergi karya penulis favorit gua, yaitu bang Tere. Gua nahan-nahan betul. Gua harus ngabisin siroh nabi dulu apa baca Pergi, ya? Ah, lagi-lagi gua keingetan TA. Btw udah satu jam jari gua menari nari di atas keyboard ini wkwk ((menari-nari)). Kopi gua juga udah dingin ternyata. Gitu. Kapan ya bos gua punya me-time sama buku? Kapan?! Abis TA gua kelar?! Ya Rabb. Jangan sampe abis gua nge-blog ini gua ngantuk terus tidur, dan TA gua terbengkalai lagi, padalah besok bimbingan. wkwk tuh kan, refreshing gua aja masih keingetan TA mulu. Horror bat lu.
Oke next.
Kayanya emang melem ini blog gua isinya curhatan deh. Tapi ya, intinya, mau sesibuk apapun elu, mau se-hectic apapun hidup lu, tetep niatin karena Allah, tetep jangan lupain Allah, malah harusnya semakin banyak yang bikin lu pusing, semakin deket hubungan lu sama Allah. Iya gak sih? Masalah dan ujian itu dateng sebagai nikmat. Nikmat karena Allah masih sayang sama lu dan pengen lu terus deket sama Dia. Bukan hanya kebanyakan ngeluh. Rugi men rugi. Hidup cuma sebentar, malah cuma senda gurau dan permainan belaka. Lu capek capek berjuang buat dunia, tapi bukan untuk kebermanfaatan, RUGI. Serius dah. Lu capek-capek ngejar-ngejar dunia tapi ibadah ditinggalin, RUGI. Lu lahir kedunia ini cuma nyari ketenaran, cuman jadi orang yang orientasinya dunia, cuma ngejalanin SD-SMA terus kuliah abis itu kerja tanpa adanya misi untuk menegakkan agama Allah, RUGI. Semoga Allah terus menuntun kita untuk selalu berada dalam agenda kebaikan. Semoga iman kita lebih tebal daripada nafsu kita. Semoga ketaqwaan selalu mengiringi langkah kita. Aamiin.
Mungkin segini dulu untuk malam ini. Sesi curhat banget ya wkwk. Gapapa sekali-kali. Semoga ada hal positif yang bisa diambil. Yang jeleknya di istighfar-in aja.
Semangat menggapai mimpi!
Semangat pokoknya semangat!
Wassalamu'alaykum wr wb.
Selasa, 13 Maret 2018
Akhtivis - Akhi, IPK Tivis~
Assalamu'alaykum para mahasiswa yang katanya aktivis tapi IPK tivis!!
Bismillah..
Kali ini gue pengen ngoceh tentang hal yang penting gak penting sih.. Seorang aktivis dan IPK-nya !
Aktivis. Organisatoris.
Identik dengan sibuk rapat, syuro, agenda ini itu. Hampir waktu sore itu udah gak ada. Berangkat pagi pulang pagi. Akhirnya keseringan nge-lost dikelas. Gak konsen sama dosen. Apalagi belajar lagi. Kayanya gak ada. Paling belajar menjelang UTS dan UAS. Miris. (Gue termasuk kayanya, wkwk).
Tapi, gua salut sih, bangga malah, dengan mereka para aktivis yang gak hanya memikirkan diri sendiri, tapi orang lain. Karena memang gak ada sebuah lembaga kemahasiswaan berdiri untuk menyengsarakan orang lain, gak ada. Tujuannya semua untuk memberi kebermanfaatan, meningkatkan minat-bakat orang lain, dsb. Wajar sih kalau sulit memanajemen waktu antara kuliah, belajar, dan organisasi. Tapi, disitulah titik ujiannya. Kuliah terdepan, rajin ngerjain tugas, organisasi jalan, keren gak tuh? Banget. Waktu mudanya bermanfaat banget dah tuh. Ditambah ilmu agama gak ketinggalan, sering dateng kajian, rajin baca Al-Quran. Cakep udah.
Tapi, masalahnya adalah, sebagian besar aktivis tidak sadar bahwa amanah orang tua itu nomor 1, mengabaikan kuliahnya dan berimbas pada IPK atau nilai akhir mereka sendiri. Tivis boy. Banyak mata kuliah yang ngulang lah, nilainya nge-pas kkm, atau ada yang belagu kaya gue wkwk udah lulus tapi gak merasa puas terus ngambil matkul itu lagi tapi malah jadi gak lulus, miris, akhirnya ngulang untuk ke-2 kalinya. Ini aib sih. Tapi gpp, buat pelajaran kalo jadi mahasiswa gak usah sok-sok an, syukuri aja nilai yang udah jelas-jelas lulus.
Oke next.
So, IPK, penting gak sih?
Suatu indeks prestasi yang kedatangannya ketika akhir semester mendadak horror. Sebuah nilai yang menandakan sebenarnya kalian itu oon atau pinter paham atau tidak dengan ilmu yang selama ini dipelajari.
Dibilang penting, emang iya. Karena, selain untuk tolak ukur kelulusan kita di dunia perguruan tinggi, juga buatlah orang tua kita bangga karena anaknya menjadi teladan di kelas. Bisa mengajarkan kawan-kawannya mata kuliah yang sulit. Itu baru top. Kebermanfaatannya nyampe. Apalagi aktivis di lembaga dakwah. Gue rasa udah paham betul urgensi menuntut ilmu, urgensi berbakti pada orang tua, urgensi menjadi manfaat bagi orang lain. Salah satu strategi terkecil adalah ya menjadi panutan di kelas. Selain kita jadi pinter, kita juga bisa mengajak mereka mendekat pada Allah. Lebih ngena. Lebih nyampe. Insya Allah.
Dibilang gak penting? Salah sih. Dengan alasan apapun. Ada yang bilang;
biarin nilai jelek yang penting paham.
Mana ada orang paham nilainya jelek? Insya Allah kalau paham ya nilainya pasti bagus, kecuali jelek karena hal-hal teknis karena lu gak teliti. Itu beda lagi, takdir lain, ujian keimanan yang berbeda, ujian ketegaran. Fyuh.
Gak usah muluk-muluk, yang penting lulus.
Ini nih yang kebanyakan jadi sandaran para aktivis. Lulus aja udah syukur. Ya gak masalah sih. Suka-suka lu aja. Targetannya rendah banget tapi bos. Yang penting lulus itu adalah targetan tingkat bawah sejagad raya kalo kata kawan saya. Di organisasi target lu tinggi, kenapa buat nilai sendiri gak bisa? Inget poinnya ya, untuk kebermanfaatan. Bukan meninggikan diri sendiri. Apalah kita.
Nilai bagus tapi dari nyontek, buat apa? Mending pas-pas an tapi hasil sendiri.
Mendingan hasil sendiri dan nilai bagus lah. Walaupun sulit, tapi kita tetap harus mengusahakannya. Jangan bilang gak ada waktu buat mikirin mata kuliah. Santai aja bos. Ada Allah. Waktu bukan masalah. Tapi kitanya yang belum bisa berdamai dengan diri kita sendiri. Masih terlalu carut-marut dengan spekulasi pribadi.
Akhi, ukhti.. IPK jangan tivis yah. Yaa minimal 3.00 lah :D Sedih lah kita kalo orang lain memandang kita dapet IPK jelek karena "jadi aktivis". :(
Dakwah itu penting. Coba jadikan IPK itu adalah salah satu bagian dari dakwah, maka ia menjadi penting. :)
"Orang yang hatinya hidup, yang menaklukan masa lalu dan masa depan, bisa melampaui batasan-batasan waktu. Orang-orang seperti ini tidak pernah terlalu tertekan oleh duka-cita masa lalu atau terlalu cemas dengan masa depan."
- M. Fethullah Gulen
(Majalah Mata Air)
Senin, 29 Januari 2018
Tentang Kamu
Ibarat laut, kamu itu menenangkan.
Ibarat gunung, kamu itu menyejukkan.
Ibarat matahari, kamu itu menghangatkan.
Ibarat bintang, kamu itu meramaikan dikala suatu ketika hidup terasa gelap.
Ketika pada fase itu aku hampir saja berhenti dari pelayaran, Allah senantiasa menguatkan dan menuntunku hingga akhirnya aku sampai di dermaga hijau ini. Walau sebenarnya dermaga ini bukanlah target awalku, tapi seiring berjalannya waktu, perlahan Allah membuka tabir kebahagiaan itu, dan membuka ruang pikiranku untuk berpikir lebih melangit.
Iya, kamu, adalah salah satu dibalik tabir kebahagiaan itu.
Hadirmu di dermaga ini pun adalah takdir dari serangkaian perjalanan panjang mu, bukan?
Allah telah menuntun kita dengan cara yang berbeda-beda tapi pada akhirnya memang kita di takdir kan untuk saling mengenal, di sebuah lingkaran kecil di sudut dermaga hijau ini. Dari latar belakang yang berbeda pula, aku mencoba untuk mampu mengenalimu sebisaku.
Kamu. Allah memilihmu untuk menyadarkanku arti kehidupan sesungguhnya, mengajariku dengan tersirat bahwa yang terlihat buruk itu belum tentu buruk, dan yang terlihat baik itu belum tentu baik, semua tergantung bagaimana kita hidup di atas bumi-Nya. Satu hal yang tak pernah terlupa adalah ketika hembusan angin dan kesejukkan di kota hujan itu menjadi saksi atas kebahagiaan kita, canda tawa, berbagi kisah dan hikmah, di lingkaran kecil ini.
Selalu ada kerinduan di setiap titian langkah pada lorong dermaga ini untuk kembali bersua denganmu, karena kamu adalah salah satu muara kebahagiaan itu. Tak jarang kita menertawai hal-hal kecil, dan tak jarang pula kita saling menguatkan satu sama lain. Semua memori itu tersimpan demikan indah di kotak istimewaku dan kamu adalah yang terbanyak mengisi kotak itu.
Ribuan langkah telah kita sambangi, ternyata Allah memberikanku kamu-kamu yang lain. Tentu kebahagian itu bertambah pula, dan tali cinta kita semakin panjang. Coretan kisah kita pun semakin beragam. Kamu, sangat mewarnai hari-hariku di dermaga hijau ini.
Berharap semua ini tak menjadi akhir dari perjalanan kita. Jatuh bangun kita lewati bersama. Melawati segala rintangan dan duka yang berbeda bentuk dan rupa. Tapi Allah tahu tali kita akan semakin kuat jika kita terus mempertahankan cinta-Nya dan kamu ingat? Kita adalah macan di dermaga ini. Jangan pernah mundur dan meninggalkan coretan yang telah kita goreskan, kawan. Karena kamu adalah salah satu di balik tabir kebahagiaan itu.
Terimakasih untuk selalu membersamai. Terimakasih untuk tetap menjadi laut, gunung, matahari, dan bintang di dermaga hijau ini. Jika suatu saat pelayaran ini berlanjut, semoga kamu tetap menjadi bagian terindah di kotak istimewaku.
Ya, bercerita Tentang Kamu membuat malam ini semakin sendu.
Iya kamu, saudariku di lingkaran kebaikan. :)
Ibarat gunung, kamu itu menyejukkan.
Ibarat matahari, kamu itu menghangatkan.
Ibarat bintang, kamu itu meramaikan dikala suatu ketika hidup terasa gelap.
Ketika pada fase itu aku hampir saja berhenti dari pelayaran, Allah senantiasa menguatkan dan menuntunku hingga akhirnya aku sampai di dermaga hijau ini. Walau sebenarnya dermaga ini bukanlah target awalku, tapi seiring berjalannya waktu, perlahan Allah membuka tabir kebahagiaan itu, dan membuka ruang pikiranku untuk berpikir lebih melangit.
Iya, kamu, adalah salah satu dibalik tabir kebahagiaan itu.
Hadirmu di dermaga ini pun adalah takdir dari serangkaian perjalanan panjang mu, bukan?
Allah telah menuntun kita dengan cara yang berbeda-beda tapi pada akhirnya memang kita di takdir kan untuk saling mengenal, di sebuah lingkaran kecil di sudut dermaga hijau ini. Dari latar belakang yang berbeda pula, aku mencoba untuk mampu mengenalimu sebisaku.
Kamu. Allah memilihmu untuk menyadarkanku arti kehidupan sesungguhnya, mengajariku dengan tersirat bahwa yang terlihat buruk itu belum tentu buruk, dan yang terlihat baik itu belum tentu baik, semua tergantung bagaimana kita hidup di atas bumi-Nya. Satu hal yang tak pernah terlupa adalah ketika hembusan angin dan kesejukkan di kota hujan itu menjadi saksi atas kebahagiaan kita, canda tawa, berbagi kisah dan hikmah, di lingkaran kecil ini.
Selalu ada kerinduan di setiap titian langkah pada lorong dermaga ini untuk kembali bersua denganmu, karena kamu adalah salah satu muara kebahagiaan itu. Tak jarang kita menertawai hal-hal kecil, dan tak jarang pula kita saling menguatkan satu sama lain. Semua memori itu tersimpan demikan indah di kotak istimewaku dan kamu adalah yang terbanyak mengisi kotak itu.
Ribuan langkah telah kita sambangi, ternyata Allah memberikanku kamu-kamu yang lain. Tentu kebahagian itu bertambah pula, dan tali cinta kita semakin panjang. Coretan kisah kita pun semakin beragam. Kamu, sangat mewarnai hari-hariku di dermaga hijau ini.
Berharap semua ini tak menjadi akhir dari perjalanan kita. Jatuh bangun kita lewati bersama. Melawati segala rintangan dan duka yang berbeda bentuk dan rupa. Tapi Allah tahu tali kita akan semakin kuat jika kita terus mempertahankan cinta-Nya dan kamu ingat? Kita adalah macan di dermaga ini. Jangan pernah mundur dan meninggalkan coretan yang telah kita goreskan, kawan. Karena kamu adalah salah satu di balik tabir kebahagiaan itu.
Terimakasih untuk selalu membersamai. Terimakasih untuk tetap menjadi laut, gunung, matahari, dan bintang di dermaga hijau ini. Jika suatu saat pelayaran ini berlanjut, semoga kamu tetap menjadi bagian terindah di kotak istimewaku.
Ya, bercerita Tentang Kamu membuat malam ini semakin sendu.
Iya kamu, saudariku di lingkaran kebaikan. :)
Copyright ©
Moonlight
| Powered by
Blogger
Design by
Flythemes
| Blogger Theme by
NewBloggerThemes.com